MAKALAH
“ Materi Ekonomi Manajerial “
Dosen Pembimbing :
Dr. Supawi Pawenang, SE, MM
DISUSUN OLEH :
Arif Rahman Hakim
2018020049
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BATIK ISLAM SURAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut
nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang “ TEORI EKONOMI MANAJERIAL ”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, ami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi bagi penulis
sendiri maupun pembaca.
Surakarta,
10 Januari 2021
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pusat perhatian ekonomi manajerial adalah konsep
keuntungan, dimana keuntungan merupakan selisih penerimaan perusahaan total
dengan biaya total. Ekonomi manajerial banyak menggunakan model dengan tujuan
untuk pendidikan, penjelasan, dan prediksi. Simbol yang digunakan dalam model
dapat berupa variabel, grafik, dan matematik. Ekonomi manajerial penting untuk
dipelajari karena seorang manajer harus mampu membuat keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan masalah masalah bisnis dan mampu mengkaji permasalahan bisnis
tersebut secara rasional. Tugas utama manajer adalah membuat keputusan yang
mampu meningkatkan performansi dari organisasi.
Dengan demikian tugas manajer dalam organisasi bisnis
adalah membuat keputusan yang berkaitan dengan masalah-masalah bisnis sedemikian
rupa sehingga keputusan itu diharapkan akan memungkinkan organisasi bisnis
mencapai tujuanya, seperti: meningkatkan produktivitas, memperluas pangsa pasar
(market share), meningkatkan keuntungan, mengurangi biaya, dan lain-lain, yang
pada prinsipnya akan meningkatkan performansi bisnis dalam situasi ekonomi yang
sangat kompetitif. Ekonomi
manajerial banyak menggunakan model dengan tujuan untuk pendidikan, penjelasan,
dan prediksi. Simbol yang digunakan dalam model dapat berupa variabel, grafik,
dan matematik. Analisis present value dilakukan dengan mendiskontokan aliran
kas masa sekarang dengan tujuan untuk pengambilan keputusan. Tingkat diskonto
yang cocok adalah opportunity interest rate yang merupakan tingkat
penerimaan/hasil yang paling baik dengan tingkat resiko yang sama.
Analisis expected value bertujuan untuk
mengikhtisarkan distribusi probabilitas hasil secara tunggal yang kemudian
dibandingkan dengan nilai harapan (expected value) dari keputusan alternatif
yang lain.
Expected value dari keputusan merupakan rata-rata
tertimbang dari hasil-hasil yang mungkin, dimana bobot dari setiap hasil adalah
probabilitas masa lalu dari terjadinya hasil tersebut. Analisis EPV
mensyaratkan pendiskontoan EV keuntungan untuk masa datang ke masa sekarang sebelum
diagrepasikan untuk memperoleh EPV untuk setiap keputusan alternatif.
B.
Rumusan Masalah
i.
Bagaimana
teori-teori tentang ekonomi manajerial ?
ii.
Apa saja yang
menjadi ruang lingkup dalam teori ekonomi manajerial ?
iii.
Bagaimana
keterkaitan antara teori ekonomi manajerial dengan teori lainnya?
C.
Tujuan
i.
Untuk mengetahui teori
serta pembahasan tentang ruang lingkup ekonomi manajerial.
ii.
Untuk memperdalam tentang
ekonomi manajerial yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Ekonomi
Manajerial
Pada dasarnya, Ekonomi Manajerial merupakan suatu nama
mata kuliah yang materi utamanya adalah membahas tentang kerja manajer dalam
memanajemeni suatu perusahaan. Karena di dalam manajemen perusahaan mempunyai
banyak tujuan dan juga banyak permasalahan yang dihadapi, maka Ekonomi
Manajerial akan menekankan pada pokok-pokok bahasan bagaimana manajer mencapai
tujuan perusahaan, serta mengatasi permasalahan yang ada.
Ditinjau dari sifatnya, tujuan perusahaan dapat
digolongkan sebagai tujuan antara dan tujuan utama. Tujuan antara ini misalnya:
menguasai pasar, memenangkan persaingan, menjaga stabilitas operasional
perusahaan, menjaga konsistensi karyawan, menguatkan citra perusahaan, dan
sebagainya. Namun tujuan antara ini akan bermuara pada tujuan utama perusahaan,
yaitu laba. Demi untuk mencapai tujuan utama, sering kali perusahaan dihadapkan
dengan berbagai permasalahan-permasalahan yang harus senantiasa diatasi. Bahkan
bagi para manajer merupakan suatu kewajiban untuk berfikir secara kritis guna
mengidentifikasi timbulnya permasalahan, mencari berbagai alternatif solusi,
mengimplementasikan keputusan solusi, dan sebagainya. Hanya dengan cara-cara
aktif seperti itu manajer perusahaan akan dapat mancapai tujuan utama
perusahaan.
Jika diidentifikasi dengan seksama, masalah-masalah
yang dihadapi manajerial sangat banyak
dan beragam. Beberapa masalah itu antara lain: seberapa besar laba yang ingin
dicapai, jenis produk apa dan berapa jumlah produksi yang harus dilakukan, teknik
produksi apa yang ditentukan, berapa biaya produksi maupun pemasaran yang
memadai, bagaimana daya serap pasar, berapa tingkat elastisitas pasar, berapa
investasi dan pendanaan yang diperlukan, berapa harga produk yang bisa diserap
pasar, dan sebagainya. Semua masalah-masalah itu merupaka masalah manajerial
yang perlu diatasi oleh manajer. Hanya saja untuk mengatasi masalah itu tidak
mudah. Perlu memperhatikan teori-teori yang berkaitan dengan perusahan, seperti
teori produksi, teori perilaku konsumen, teori harga, teori laba, dan
sebagainya. Dalam penerapan teori-teori itu perlu diterjemahkan sebagai basis
pengambilan keputusan, yang dalam implementasinya perlu dukungan alat dan
teknik pengambilan keputusan. Banyak alat dan teknik analisis yang bisa
digunakan oleh manajer perusahaan, seperti: teknik optimasi, peramalan bisnis,
teori permainan (game theory), analisis numerik, estimasi permintaan, analisis
statistik, dan sebagainya. Antara teori-teori dan teknik pengambilan keputusan
ini yang dipadukan oleh manajer perusahaan untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi.
Perpaduan antara teori ekonomi dan teknik pengambilan
guna pengambilan keputusan dalam menangani masalah-masalah manajerial ini yang
disebut dengan metodologi ekonomi manajerial. Karena perpaduan keduanya itu
dalam pengimplementasiannya mewujud dalam pengunaan teori, metode, alat-alat
(tools), dan teknik analisis yang berguna untuk pemecahan masalah (problem
solving) atas masalah-masalah manajerial, bisa pula untuk mengukur kekuatan
ekonomi perusahaan, menjabarkan konsekuensi dari keputusan yang diambil,
mengetahui perilaku manajerial, dan mengukur kekuatan organisasi. Oleh karena
itu metodologi ekonomi manajerial ini penting bagi pengambilan keputusan di
dunia bisnis.
Perlu dipahami, bahwa masalah-masalah yang dihadapi
perusahaan bisa berasal dari internal perusahaan sendiri dan juga berasal dari
factor eksternal perusahaan. Terlebih pada era globalisasi sekarang ini, dimana
factor informatika dan telekomunikasi demikian kuatnya, ditambah dengan gebyar
media massa yang semakin variatif, maka dalam keilmuan ekonomi manajerial perlu
membahas teori yang bersifat mikro sekaligus makro. Oleh karena itu, di dalam
ekonomi manajerial dibutuhkan pengetahuan teori-teori ekonomi (terutama teori
aplikatif perusahaan) serta teknik-teknik pengambilan keputusan. Dua hal ini
akan digabungkan untuk mengatasi problem manajerial yang sering terjadi pada
wilayah manajerial seperti permasalahan pada keuangan, sumber daya manusia,
pemasaran, serta operasi dan produksi. Penjelasan di atas jika diwujudkan dalam
bentuk skema bisa tertera seperti di bawah ini:
Skema di atas menggambarkan skope
dari ekonomi manajerial. Dari skope tersebut diketahui bahwa ekonomi manajerial
menerangkan tentang penerapan teori-teori ekonomi dan alat-alat analisis untuk
pengambilan keputusan yang diterapkan dalam suatu organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi tersebut dengan cara-cara yang lebih efektif dan efisien.
Tentu saja penerapan metodologi
ekonomi manajerial di atas dapat digunakan pada organisasi profit (atau
perusahaan) maupun non profit (seperti sekolah, rumah sakit, organisasi
pemerintah, dan sebagainya), karena problem manajerial tetap muncul pada
organisasi-organisasi itu. Perusahaan misalnya, mempunyai keinginan untuk
memperoleh keuntungan yang banyak, tetapi dapat saja terkendala oleh input
produksi (akibat kelangkaan, kerusakan mesin, mogoknya pekerja, peraturan
pemerintah, dan sebagainya). Pada organisasi non profit, rumah sakit misalnya,
ingin memberikan pelayanan terbaik dalam merawat pasiennya tetapi terkendala
oleh sumber daya yang dipunyai (peralatan, dokter ahli atau perawat yang kurang
mencukupi atau bahkan anggaran). Faktor-faktor serupa seperti dua contoh
tersebut dapat juga terjadi pada lembaga
pendidikan, organisasi pemerintah, dan organisasi lain.
Berdasar penjelasan di atas, maka
dapat dikatakan bahwa ekonomi manajerial merupakan suatu ilmu, seni, sekaligus
keterampilan yang dapat membantu manajeman dalam mengalokasikan sumberdaya yang
dimiliki (sumberdaya manusia, maupun kapital) dengan efisien untuk tujuan
melancarkan atau memampukan bisnisnya secara efektif dan efisien. Dengan
pengetian ini, jelas bahwa ekonomi manajerial bukan hanya untuk perusahaan yang
berorientasi profit saja, namun organisasi yang non profit oriented juga
diperlukan.
B.
Hubungan Ekonomi Manajerial dengan Pengambilan
Keputusan
Sebagai terapan ilmu, ekonomi manajerial mempunyai
kaitan yang erat dengan beberapa ilmu yang lain yaitu:
i.
Teori
ekonomi
Teori ekonomi secara garis besar
dapat dibagi menjadi teori mikroekonomi dan makroekonomi. Kedua-duanya berperan
dan mempunyai hubungan yang erat dengan ekonomi manajerial. Mikroekonomi
menerangkan tentang perilaku individual atau unit-unit pengambilan keputusan,
seperti perilaku konsumen, perilaku perusahaan, teknik-teknik produksi, dan
sejenisnya. Makroekonomi menerangkan agregat dari kegiatan-kegiatan di sektor
mikro, seperti total input, output, tenaga kerja, produksi, konsumsi,
investasi, kebijakan pemerintah (fiskal dan moneter), pengaruh asing, dan sebagainya.
Kegunaan teori ekonomi tersebut
adalah untuk melakukan prediksi dan menjelaskan perilaku ekonomi. Biasanya
teori ekonomi itu wujud dalam bentuk model, yang mengabstraksi realita perilaku
ataupun faktor-faktor penentunya. Model yang digunakan dalam ekonomi manajerial
dapat berupa model matematis ataupun grafis. Model matematis biasanya digunakan
untuk menentukan detil angka yang menunjukkan besarnya determinasi
faktor-faktor yang mempengaruhi. Sedangkan model grafis lebih sering digunakan
untuk menjelaskan kecenderungan perilaku ekonomi. Penggunaan model-model
tersebut lebih memudahkan di dalam menganalisis sesuatu yang berkaitan,
sehingga lebih mudah pula dalam pengambilan keputusan.
ii.
Ilmu
pengambilan keputusan
Alat yang dapat digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan manajerial antara lain matematika ekonomi dan
ekonometrika. Kedua alat ini yang diterjemakan dalam bentuk teknik optimasi,
teknik peramalan, analisis numerik, estimasi statistik. Keduanya digunakan
untuk mengkonstruksi dan mengestimasi model keputusan yang diarahkan kepada
besarnya determinasi agar pengambilan keputusan dapat optimal, dalam arti
efektif dan efisien. Pengambilan keputusan juga dapat dianalisis dari data
kualitatif berupa teori permainan.
Secara khusus, matematika ekonomi
digunakan untuk memformulasi model-model ekonomi yang berasal dari teori
ekonomi. Model yang menggunakan matematika ekonomi ini sering disebut dengan
ekonometrika. Ekonometrika dapat diartikan sebagai suatu keilmuan sekaligus
teknik yang digunakan untuk mengestimasi dan melakukan peramalan kegiatan
ekonomi. Tidak hanya itu, ekonometrika juga bisa digunakan untuk menerjemahkan
apa yang telah terjadi. Analisis yang banyak digunakan dalam ekonometrika
adalah analisis regresi, yang bertujuan untuk mencari besarnya pengaruh
faktor-faktor determinasi (variabel independen atau bebas) terhadap
faktor-faktor yang dipengaruhi (variabel dependen atau terikat). Hasil dari
analisis regresi ini dapat berupa peramalan. Sumber data yang digunakan adalah
data historis, sehingga dalam pengambilan keputusan menggunakan ekonometrika
memerlukan data statistik.
Sebagai contoh, teori ekonomi
menjelaskan bahwa jumlah permintaan terhadap suatu barang (Q) dipengaruhi oleh
berbagai hal seperti harga barang itu sendiri (P), tingkat penghasilan (Y),
harga komoditi yang berhubungan, yang dapat saja berupa harga komoditi yang
bersifat komplementer (Pc) atau yang bersifat substitusi (Ps). Pernyataan teori
tersebut secara teoritis dapat dituliskan dalam bentuk model matematis sebagai
berikut:
Q = f(P, Y, Pc, Ps).
Q merupakan variabel dependen
(terikat), sedangkan P, Y, Pc, Ps merupakan variabel independen (bebas). Dengan
menggunakan data pada masing-masing variabel, maka dapat dihitung berapa
besarnya pengaruh masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi variabel
dependen, baik itu secara individual ataupun secara serentak. Hasil analisis
tersebut dapat digunakan pula untuk mengestimasi kecenderungan perilaku ekonomi
pada masa yang akan datang, dengan catatan tetap memberlakukan asumsi ceteris
paribus. Skope ekonomi manajerial adalah pada seluruh problem perusahaan. Tentu
saja sangat bisa diterapkan pada permasalahan-permasalahan pada lingkup
tertentu, seperti lingkup akuntansi, pemasaran, keuangan, sumber daya manusia,
operasional, dan sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ekonomi manajerial merupakan penerapan dari teori ekonomi dan ilmu
pengambilan keputusan untuk mendapatkan solusi yang optimal dalam mengatasi
masalah-masalah manajerial.
iii.
Teori
Perusahaan
Perusahaan mempunyai berbagai
definisi. Tetapi secara sederhana, perusahaan adalah suatu organisasi yang
mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya (manusia, modal,
metode, material, mesin, jiwa kewirausahaan) untuk melakukan suatu usaha (baik itu
produksi, perdagangan, atau jasa) dengan tujuan memperoleh keuntungan dari
usahanya tersebut.
Jika definisi ini diurai maka akan
menemukan beberapa penjelasan lebih lanjut. Misalnya pada sumber daya manusia,
dapat dikategorikan sumber daya dari internal dan eksternal. Sumber daya
internal meliputi manajemen, karyawan, dan investor. Sedangkan dari eksternal
meliputi: pemasok, konsumen, pemerintah, masyarakat, dan sebagainya. Dua-duanya
sumber daya manusia ini semua penting. Karena hanya dengan kolaborasi antar
keduanya perusahaan akan mampu melangsungkan usahanya, mendapatkan laba,
meningkatkan asset fisiknya, dan meningkatkan nilai perusahaan.
Apabila diidentifikasi, ada berbagai
tujuan yang hendak dicapai oleh pemimpin perusahaan. Berbagai tujuan perusahaan
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai tujuan antara dan tujuan akhir. Tujuan
antara meliputi, tujuan pengembangan jaringan, pengembangan pasar, penguatan
sumber daya, penguasaan teknologi, penguatan citra, dan lain-lain. Tetapi
tujuan akhir perusahaan tetap pada perolehan laba, yang tentu diharapkan dapat
berjumlah sebanyak-banyaknya dalam jangka waktu yang selama-lamanya. Pencapaian
laba yang berjangka panjang ini adalah merupakan pintu masuk untuk
terealisasinya maksimisasi peningkatan nilai perusahaan, yang wujud dalam
peningkatan nilai buku, nilai kapital, nilai pasar, nilai likuidasi, luasnya
jaringan, dan citra perusahaan.
Terdapat beberapa cara pengukuran
untuk mengukur nilai suatu perusahaan. Pengukurannya dapat dilakukan dengan
ukuran kualitatif ataupun kuantitatif. Hanya saja, pengukuran dengan
kuantitatif lebih mudah untuk dipahami dan dikomparasikan. Oleh karena itu,
nilai suatu perusahaan sering kali dinilai dengan kuantitatif berupa nominal.
Sehingga, definisi dari nilai perusahaan juga berkecenderungan ke arah makna
kuantitatif. Nilai perusahaan sering didefinisikan sebagai nilai sekarang dari
arus kas bersih perusahaan yang diharapkan di masa mendatang. Nilai sekarang sendiri adalah nilai diskonto
atas nilai yang diperkirakan akan terjadi pada masa mendatang. Besarnya
diskonto dipengaruhi oleh berapa tingkat rate diskonto dan berapa lama waktu
yang dihitung. Konsep ini dikembangkan dari konsep time value of money. Proses
diskonto ini untuk mengakomodasi dan mengakui kemungkinan perolehan laba ( )
perusahaan yang seandainya berjalan secara terus menerus dalam jangka waktu
tertentu (t) akan menghasilkan nilai yang jumlahnya jika didiskonto dengan
rate(r) tertentu akan setara dengan nilai saat ini.
Secara formula, nilai suatu
perusahaan sekarang dapat dituliskan sebagai berikut:
iv.
Kaitan Laba
dan Kepentingan
Laba (
Laba
=
TR>TC
Impas = TR=TC
Rugi = TR<TC
Jadi, nilai sekarang suatu
perusahaan dapat ditulis dengan rumus lain sebagai berikut:
v.
Sifat dan
Fungsi Laba
Laba sering diartikan sebagai total
pendapatan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan. Biaya-biaya yang
dikeluarkan dapat berupa sejumlah pengeluaran kas yang digunakan untuk semua
pembelian atau semua pembayaran yang terkait dengan operasional perusahaan.
Biaya tersebut meliputi biaya upah dan gaji tenaga kerja, untuk memperoleh
material, bunga kapital, sewa tanah dan bangunan, membeli peralatan, dan
lain-lain. Jumlah biaya seperti itu disebut dengan biaya akuntansi (accounting cost or explicit cost). Laba yang dihitung berdasarkan pengurangan
antara total pendapatan dengan explicit cost disebut dengan laba bisnis.
Berbeda dengan laba ekonomi yang merupakan laba bisnis dikurangi lagi dengan
implicit cost.
Implicit cost ini meliputi nilai
input yang dimiliki dan digunakan oleh perusahan. Bentuk dari implicit
cost ini antara lain berupa biaya
opportunity. Yaitu suatu biaya yang timbul akibat hilangnya potensi laba pada
bisnis tertentu akibat melakukan bisnis yang lain.
Perlunya konsep laba bisnis dan laba
ekonomi ini dibahas adalah untuk mengukur tingkat pencapaian laba normal,
melalui pembandingan atas usaha sejenis. Dalam kondisi ekuilibirium, jika
perusahaan beroperasi dalam pasar persaingan sempurna, maka laba ekonomi akan
nol. Laba yang dilaporkan dalam pasar persaingan sempurna adalah perhitungan
laba bisnis, yang hanya mencerminkan tingkat pengembalian atas investasi modal
yang normal dan pembayaran untuk masukan lain sebagai penunjang operasional
perusahaan.
vi.
Teori Laba
Tingkat laba biasanya berbeda-beda
tergantung pada jenis industrinya. Tingkat laba industri tekstil berbeda dengan
industri manufaktur, perdagangan, properti, peralatan rumah tangga, dan
sebagainya. Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan
perbedaan-perbedaan perolehan laba tersebut. Diantaranya adalah:
1. Teori pembuangan risiko. Teori ini mensyaratkan perolehan laba di atas normal
(laba ekonomi) akibat dari bisnis yang bersifat beresiko cukup tinggi. Seperti,
dalam perusahaan pertambangan.
2. Teori Friksi. Teori ini
menyatakan bahwa pasar sering kali bergejolak, tidak selalu pada kondisi
ekulibirium, yang bisa disebabkan oleh perubahan perilaku pembelian dari
konsumen. Pada kondisi ini laba dapat saja berada pada kondisi di atas normal,
normal, di bawah normal, atau bahkan kerugian.
3.
Teori
Monopoli. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan yang berada dalam kondisi
monopoli akan sangat memungkinkan memperoleh laba di atas normal. Monopoli
dapat terjadi akibat adanya faktor-faktor seperti skala ekonomi, persyaratan
permodalan yang tinggi, adanya hak parten, perlindungan impor, pengusaan sumber
daya, perlindungan pemerintah, dan lain-lain.
4.
Teori
Inovasi. Teori ini menyatakan bahwa inovasi sering mengakibatkan suksesnya
penjualan yang dapat berakibat pada meningkatnya perolehan laba.
5.
Teori
Kompensasi. Teori ini menyatakan bahwa tingkat laba di atas normal dapat dicapai
jika perusahaan mampu melayani kebutuhan konsumennya dengan baik,
mempertahankan operasinya dengan efisien, dan sebagainya.
vii.
Titik Optimal Laba
Seperti
dijelaskan di atas bahwa penghitungan laba dapat dimodelkan dengan persamaan
TR – TC. Persamaan ini hanya menjelaskan tingkat laba yang diperoleh pada
waktu tertentu saja, tetapi tidak dapat menjelaskan rangkaian historisnya kapan
laba suatu perusahaan akan mencapai titik optimal.
Dalam periode
usaha, sangat memungkinkan perusahaan mengalami perubahan revenue, apakah itu
mengalami kenaikan ataupun penurunan, Begitu juga untuk total cost yang
cenderung berkarakter sama. Model yang kiranya cocok untuk menjelaskan
perubahan TR ataupun TC adalah dengan menggunakan tabel, sehingga dapat merunut
riwayat data. Selain itu dapat dikembangkan lagi menjadi hitungan-hitungan yang
lebih detil, seperti penghitungan marginal cost (MC), marginal revenue (MR),
dan sebagainya.
Sebagai
ilustrasi untuk menjelaskan hubungan antara total revenue, total cost, dan
profit, ikuti tabel di bawah ini:
Tabel. Hubungan antara TR, TC, dan p
|
|
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa total revenue(TR) diperoleh dari hasil
penjualan output produksi (Q) pada tingkat harga (P) tertentu. Total cost (TC)
dapat saja berasal dari penjumlahan antara fixed cost (FC) dan variabel cost
(VC). Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa komponen FC adalah sebesar 30.
Terbukti dari pada Q=0 terdapat TC sebesar 30. Angka tersebut tentu bukan
merupakan komponen VC, karena VC sendiri adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan terkait dengan output produksi. Pada Q = 0 tentu VC juga sama
dengan 0.
Guna mengetahui total keuntungan yang optimal, maka data TR dan TC perlu
dihitung nilai marginal revenue (MR) dan marginal cost (MC). Nilai marginal
sendiri diartikan sebagai perubahan nilai akibat perubahan yang terjadi pada
data dasarnya. Ketika yang dihitung adalah data TR maka hasilnya MR. Jika yang
dihitung TC maka hasilnya MC. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tabel di atas
menunjukkan bahwa pada output produksi (Q) sebanyak 4 unit dan 5 unit, ini
terjadi MR sama dengan MC. Artinya, pada kondisi ini (MR=MC) diperoleh profit
paling optimal. Ini nampak dari penghitungan marginal profit (Mp) yang besarnya sama
dengan 0. Artinya, penambahan output produksi tidak menambah keuntungan apapun.
Argumen ini didukung oleh nilai total profit (Tp) yang mencapai angka
maksimal yaitu 105. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada kondisi MR=MC
maka terjadi keuntungan yang optimal.
Data yang berada
dalam tabel di atas, dapat diekspresikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
$
(a)
0 Q1 Q0 Q2 Q
Tp
D
Mp (c)
0 Q0 Q
Grafik (a)
menunjukkan hubungan antara TR, TC dan Tp. Pada keadaan Q0 jarak antara TR dan TC
adalah yang paling lebar. Ini menunjukkan bahwa pada kondisi itu akan terjadi Tp yang maksimal. Jika ini
dikaitkan dengan grafik (b) tampak bahwa pada kondisi tersebut MR=MC. Ini
berkaitan pula dengan grafik (c) yang menunjukkan bahwa M berada pada angka 0.
Pada tabel di
atas, disertakan pula penghitungan nilai rata-rata biaya (average
cost=AC). Penghitungan AC yang didapat dari rumus AC = TC/Q ini dimaksudkan untuk mengetahui kapan
perusahaan mengalami untung normal, untung di atas normal, atau bahkan
kerugian. Tingkat keuntungan dan kerugian suatu perusahaan akan dapat diketahui
dengan menghubungkan kaitan antara AC, MC, MR, dan tingkat harga (P). Untuk
memperjelas hubungan antara AC, MC, MR dan P akan dipaparkan dalam bentuk
grafik sebagai berikut:
(e)
(f)
Ketiga gambar di
atas (d,e,f) menunjukkan tiga hal kondisi dimana perusahaan mengalami tingkat
keuntungan yang berbeda. Gambar (d) menunjukkan adanya perpotongan antara AC
dan MC yang juga sama dengan tingkat harga P1 atau sama dengan MR, memberikan
arti bahwa perusahaan dalam kondisi untung normal. Perusahaan dikatakan
memperoleh keuntungan normal apabila hasil penjualan totalnya sama dengan
ongkos total. Ongkos total di sini yang dimaksudkan adalah telah meliputi
explisit cost dan implisit cost. Ketika harga dipasar dapat ditingkatkan
menjadi P0, atau lebih besar dibanding dengan AC, maka perusahaan mengalami
keuntungan yang lebih dari normal. Keuntungan dicapai ketika output produksi
sebesar Q0. Besarnya keuntungan ditunjukkan oleh area persegi panjang
AEP0B. Laba jenis ini hanya akan
bersifat jangka pendek, karena tingkat perolehan laba seperti ini akan
menimbulkan daya tarik pemain baru yang kemudian menjadi pesaingnya.
Gambar (e)
menunjukkan bahwa tingkat harga yang berlaku di pasar lebih rendah dibanding
dengan rata-rata biaya (AC) yang dikeluarkan perusahaan. Namun tingkat harga
tersebut lebih besar dari rata-rata biaya variabel (AVC). Perlu diingat bahwa
AVC adalah rata-rata biaya yang besarnya dipengaruhi oleh total produksi.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh revenue yang lebih
besar dari AVC, tetapi kelebihan tersebut belum mampu menutup biaya tetapnya
(AFC). Dalam kondisi seperti ini, perusahaan perlu terus beroperasi, karena
kalau tidak beroperasi akan mengalami kerugian yang lebih besar lagi, yaitu
sebesar biaya tetapnya.
Gambar (f)
tersebut menunjukkan bahwa tingkat revenue lebih rendah dari AVC. Ini berarti
perolehan perusahaan tidak dapat lagi menutup ongkos produksi. Dalam kondisi
seperti ini, maka operasional perusahaan perlu dihentikan. Karena kalau
diteruskan akan menyebabkan semakin membengkaknya tingkat kerugian yang
mengarah pada timbulnya kebangkrutan.
viii.
Metode Lagragian
Multiplier
Cara yang baru saja dibahas ini,
dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang agak berbeda, yaitu metode
lagrangian multiplier. Metode ini mempunyai ciri khas yaitu: 1) penggunaan
persamaan fungsi lagrangian yang disimbolkan dengan Lp mewakili variabel
dependen. 2) penggunaan simbol l
(lambda) yang digunakan sebagai representasi kendala, yang sekaligus
digabungkan ke dalam persamaan fungsi lagrangian. 3) nilai kendalanya
dipersamakan dengan nol terlebih dulu.
Sebagai contoh, dengan mengulang
persamaan fungsi profit yang dibahas di atas:
p = 80X-2X2-XY-3Y2+100Y dan kendala yang tetap sama,
yaitu X+Y=12, dengan menggunakan fungsi lagrangian akan dipersamakan dengan nol
menjadi: X+Y-12 = 0
maka dengan
menggunakan metode lagrangian multiplier ini akan dituliskan menjadi sebagai
berikut:
Lp =
80X-2X2-XY-3Y2+100Y+l (X+Y-12)
Untuk mendapatkan
nilai maksimisasi profit, maka perlu dilakukan partial derivative atas Lp dengan
variabel X,Y, dan l secara bergantian. Hasil dari partial derivative
tersebut masing-masing perlu dipersamakan dengan nol.
Untuk mendapatkan nilai X,Y,, dan memaksimalisasi
Ldan , maka perlu substraksi atas masing-masing hasil derivasi yang
dipersamakan dengan nol tersebut.
100-X-6Y+l=
0 dikalikan -1 menjadi
-100+X+6Y-l=
0
80-4X-Y+l
= 0
-20-3X+5Y = 0
untuk dapat
disubstraksi dengan X+Y-12=0, maka angka ini dimultiplikasi dengan angka 3
hingga menjadi:
3X+3Y-36= 0
-3X+5Y-20= 0
8Y-56 = 0
dengan demikian
nilai Y diketahui, yaitu 56/8=7. Nilai X juga menjadi diketahui, yaitu
X+7-12=0; jadi X=5. Nilai p juga diketahui, yaitu p= 868.
p = 80(5) – 2(5)2 – (5)(7) – 3(7)2 + 100(7)
= 868
Dengan diketemukannya nilai X,
Y, p, maka nilai l juga dapat diketahui. Caranya dengan memasukkan
angka-angka tersebut ke dalam salah satu persamaan yang mengandung unsur l . Misalnya
hendak dimasukkan ke dalam persamaan.
- 5 –6(7) + 100 = -l
-5 –42 + 100 = -l
l = 53
Nilai ini merupakan efek marginal yang menunjukkan
besarnya nilai perubahan profit akibat adanya perubahan pada kendala. Dengan
nilai tersebut dapat diartikan bahwa jika kendala berkurang sebesar 1 unit,
maka profit akan meningkat sbesar 53 rupiah. Sebaliknya jika kendala meningkat
1 unit, maka profit akan berkurang sebesar 53 rupiah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ekonomi Manajerial merupakan
penerapan teori ekonomi (terutama Teori ekonomi mikro) dan ilmu pengambilan
keputusan untuk dunia bisnis. Titik berat pembahasannya adalah teori perusahaan
dimana diasumsikan tujuan perusahaan dalam jangka pendek adalah memaksimumkan
laba. Namun demikian orientasi pencapaian laba maksimum tersebut bergeser
karena perusahaan menghadapi ketidakpastian dalam jangka panjang. Dalam jangka
panjang tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan
laba jangka pendek berbeda dengan memaksimumkan nilai perusahaan dalam jangka
panjang.
Komentar
Posting Komentar