MAKALAH

Materi Ekonomi Manajerial

 


 

Dosen Pembimbing :

Dr. Supawi Pawenang, SE, MM

 

DISUSUN OLEH :

Arif Rahman Hakim

2018020049

 

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS BATIK ISLAM SURAKARTA

2021

 

 

KATA PENGANTAR

 

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ TEORI EKONOMI MANAJERIAL ”.

    Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
   
    Terlepas dari semua itu, ami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi bagi penulis sendiri maupun pembaca.

 

                                                                                    Surakarta, 10 Januari 2021

 

 

                                                                                                            Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

 

Pusat perhatian ekonomi manajerial adalah konsep keuntungan, dimana keuntungan merupakan selisih penerimaan perusahaan total dengan biaya total. Ekonomi manajerial banyak menggunakan model dengan tujuan untuk pendidikan, penjelasan, dan prediksi. Simbol yang digunakan dalam model dapat berupa variabel, grafik, dan matematik. Ekonomi manajerial penting untuk dipelajari karena seorang manajer harus mampu membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan masalah masalah bisnis dan mampu mengkaji permasalahan bisnis tersebut secara rasional. Tugas utama manajer adalah membuat keputusan yang mampu meningkatkan performansi dari organisasi.

Dengan demikian tugas manajer dalam organisasi bisnis adalah membuat keputusan yang berkaitan dengan masalah-masalah bisnis sedemikian rupa sehingga keputusan itu diharapkan akan memungkinkan organisasi bisnis mencapai tujuanya, seperti: meningkatkan produktivitas, memperluas pangsa pasar (market share), meningkatkan keuntungan, mengurangi biaya, dan lain-lain, yang pada prinsipnya akan meningkatkan performansi bisnis dalam situasi ekonomi yang sangat kompetitif.             Ekonomi manajerial banyak menggunakan model dengan tujuan untuk pendidikan, penjelasan, dan prediksi. Simbol yang digunakan dalam model dapat berupa variabel, grafik, dan matematik. Analisis present value dilakukan dengan mendiskontokan aliran kas masa sekarang dengan tujuan untuk pengambilan keputusan. Tingkat diskonto yang cocok adalah opportunity interest rate yang merupakan tingkat penerimaan/hasil yang paling baik dengan tingkat resiko yang sama.

Analisis expected value bertujuan untuk mengikhtisarkan distribusi probabilitas hasil secara tunggal yang kemudian dibandingkan dengan nilai harapan (expected value) dari keputusan alternatif yang lain.

Expected value dari keputusan merupakan rata-rata tertimbang dari hasil-hasil yang mungkin, dimana bobot dari setiap hasil adalah probabilitas masa lalu dari terjadinya hasil tersebut. Analisis EPV mensyaratkan pendiskontoan EV keuntungan untuk masa datang ke masa sekarang sebelum diagrepasikan untuk memperoleh EPV untuk setiap keputusan alternatif.

 

B.     Rumusan Masalah

 

                                i.            Bagaimana teori-teori tentang ekonomi manajerial ?

                              ii.            Apa saja yang menjadi ruang lingkup dalam teori ekonomi manajerial ?

                            iii.            Bagaimana keterkaitan antara teori ekonomi manajerial dengan teori lainnya?

 

           

C.    Tujuan

 

                                i.            Untuk mengetahui teori serta pembahasan tentang ruang lingkup ekonomi manajerial.

                              ii.            Untuk memperdalam tentang ekonomi manajerial yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Teori Ekonomi Manajerial

Pada dasarnya, Ekonomi Manajerial merupakan suatu nama mata kuliah yang materi utamanya adalah membahas tentang kerja manajer dalam memanajemeni suatu perusahaan. Karena di dalam manajemen perusahaan mempunyai banyak tujuan dan juga banyak permasalahan yang dihadapi, maka Ekonomi Manajerial akan menekankan pada pokok-pokok bahasan bagaimana manajer mencapai tujuan perusahaan, serta mengatasi permasalahan yang ada.

Ditinjau dari sifatnya, tujuan perusahaan dapat digolongkan sebagai tujuan antara dan tujuan utama. Tujuan antara ini misalnya: menguasai pasar, memenangkan persaingan, menjaga stabilitas operasional perusahaan, menjaga konsistensi karyawan, menguatkan citra perusahaan, dan sebagainya. Namun tujuan antara ini akan bermuara pada tujuan utama perusahaan, yaitu laba. Demi untuk mencapai tujuan utama, sering kali perusahaan dihadapkan dengan berbagai permasalahan-permasalahan yang harus senantiasa diatasi. Bahkan bagi para manajer merupakan suatu kewajiban untuk berfikir secara kritis guna mengidentifikasi timbulnya permasalahan, mencari berbagai alternatif solusi, mengimplementasikan keputusan solusi, dan sebagainya. Hanya dengan cara-cara aktif seperti itu manajer perusahaan akan dapat mancapai tujuan utama perusahaan.

Jika diidentifikasi dengan seksama, masalah-masalah yang dihadapi manajerial  sangat banyak dan beragam. Beberapa masalah itu antara lain: seberapa besar laba yang ingin dicapai, jenis produk apa dan berapa jumlah produksi yang harus dilakukan, teknik produksi apa yang ditentukan, berapa biaya produksi maupun pemasaran yang memadai, bagaimana daya serap pasar, berapa tingkat elastisitas pasar, berapa investasi dan pendanaan yang diperlukan, berapa harga produk yang bisa diserap pasar, dan sebagainya. Semua masalah-masalah itu merupaka masalah manajerial yang perlu diatasi oleh manajer. Hanya saja untuk mengatasi masalah itu tidak mudah. Perlu memperhatikan teori-teori yang berkaitan dengan perusahan, seperti teori produksi, teori perilaku konsumen, teori harga, teori laba, dan sebagainya. Dalam penerapan teori-teori itu perlu diterjemahkan sebagai basis pengambilan keputusan, yang dalam implementasinya perlu dukungan alat dan teknik pengambilan keputusan. Banyak alat dan teknik analisis yang bisa digunakan oleh manajer perusahaan, seperti: teknik optimasi, peramalan bisnis, teori permainan (game theory), analisis numerik, estimasi permintaan, analisis statistik, dan sebagainya. Antara teori-teori dan teknik pengambilan keputusan ini yang dipadukan oleh manajer perusahaan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.

Perpaduan antara teori ekonomi dan teknik pengambilan guna pengambilan keputusan dalam menangani masalah-masalah manajerial ini yang disebut dengan metodologi ekonomi manajerial. Karena perpaduan keduanya itu dalam pengimplementasiannya mewujud dalam pengunaan teori, metode, alat-alat (tools), dan teknik analisis yang berguna untuk pemecahan masalah (problem solving) atas masalah-masalah manajerial, bisa pula untuk mengukur kekuatan ekonomi perusahaan, menjabarkan konsekuensi dari keputusan yang diambil, mengetahui perilaku manajerial, dan mengukur kekuatan organisasi. Oleh karena itu metodologi ekonomi manajerial ini penting bagi pengambilan keputusan di dunia bisnis.

Perlu dipahami, bahwa masalah-masalah yang dihadapi perusahaan bisa berasal dari internal perusahaan sendiri dan juga berasal dari factor eksternal perusahaan. Terlebih pada era globalisasi sekarang ini, dimana factor informatika dan telekomunikasi demikian kuatnya, ditambah dengan gebyar media massa yang semakin variatif, maka dalam keilmuan ekonomi manajerial perlu membahas teori yang bersifat mikro sekaligus makro. Oleh karena itu, di dalam ekonomi manajerial dibutuhkan pengetahuan teori-teori ekonomi (terutama teori aplikatif perusahaan) serta teknik-teknik pengambilan keputusan. Dua hal ini akan digabungkan untuk mengatasi problem manajerial yang sering terjadi pada wilayah manajerial seperti permasalahan pada keuangan, sumber daya manusia, pemasaran, serta operasi dan produksi. Penjelasan di atas jika diwujudkan dalam bentuk skema bisa tertera seperti di bawah ini:

Skema di atas menggambarkan skope dari ekonomi manajerial. Dari skope tersebut diketahui bahwa ekonomi manajerial menerangkan tentang penerapan teori-teori ekonomi dan alat-alat analisis untuk pengambilan keputusan yang diterapkan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara-cara yang lebih efektif dan efisien.

Tentu saja penerapan metodologi ekonomi manajerial di atas dapat digunakan pada organisasi profit (atau perusahaan) maupun non profit (seperti sekolah, rumah sakit, organisasi pemerintah, dan sebagainya), karena problem manajerial tetap muncul pada organisasi-organisasi itu. Perusahaan misalnya, mempunyai keinginan untuk memperoleh keuntungan yang banyak, tetapi dapat saja terkendala oleh input produksi (akibat kelangkaan, kerusakan mesin, mogoknya pekerja, peraturan pemerintah, dan sebagainya). Pada organisasi non profit, rumah sakit misalnya, ingin memberikan pelayanan terbaik dalam merawat pasiennya tetapi terkendala oleh sumber daya yang dipunyai (peralatan, dokter ahli atau perawat yang kurang mencukupi atau bahkan anggaran). Faktor-faktor serupa seperti dua contoh tersebut dapat juga  terjadi pada lembaga pendidikan, organisasi pemerintah, dan organisasi lain.

Berdasar penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa ekonomi manajerial merupakan suatu ilmu, seni, sekaligus keterampilan yang dapat membantu manajeman dalam mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki (sumberdaya manusia, maupun kapital) dengan efisien untuk tujuan melancarkan atau memampukan bisnisnya secara efektif dan efisien. Dengan pengetian ini, jelas bahwa ekonomi manajerial bukan hanya untuk perusahaan yang berorientasi profit saja, namun organisasi yang non profit oriented juga diperlukan.

B.     Hubungan Ekonomi Manajerial dengan Pengambilan Keputusan

 

Sebagai terapan ilmu, ekonomi manajerial mempunyai kaitan yang erat dengan beberapa ilmu yang lain yaitu:

 

                                  i.            Teori ekonomi

Teori ekonomi secara garis besar dapat dibagi menjadi teori mikroekonomi dan makroekonomi. Kedua-duanya berperan dan mempunyai hubungan yang erat dengan ekonomi manajerial. Mikroekonomi menerangkan tentang perilaku individual atau unit-unit pengambilan keputusan, seperti perilaku konsumen, perilaku perusahaan, teknik-teknik produksi, dan sejenisnya. Makroekonomi menerangkan agregat dari kegiatan-kegiatan di sektor mikro, seperti total input, output, tenaga kerja, produksi, konsumsi, investasi, kebijakan pemerintah (fiskal dan moneter), pengaruh asing, dan sebagainya.

Kegunaan teori ekonomi tersebut adalah untuk melakukan prediksi dan menjelaskan perilaku ekonomi. Biasanya teori ekonomi itu wujud dalam bentuk model, yang mengabstraksi realita perilaku ataupun faktor-faktor penentunya. Model yang digunakan dalam ekonomi manajerial dapat berupa model matematis ataupun grafis. Model matematis biasanya digunakan untuk menentukan detil angka yang menunjukkan besarnya determinasi faktor-faktor yang mempengaruhi. Sedangkan model grafis lebih sering digunakan untuk menjelaskan kecenderungan perilaku ekonomi. Penggunaan model-model tersebut lebih memudahkan di dalam menganalisis sesuatu yang berkaitan, sehingga lebih mudah pula dalam pengambilan keputusan.

 

 

 

                                ii.            Ilmu pengambilan keputusan

Alat yang dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan manajerial antara lain matematika ekonomi dan ekonometrika. Kedua alat ini yang diterjemakan dalam bentuk teknik optimasi, teknik peramalan, analisis numerik, estimasi statistik. Keduanya digunakan untuk mengkonstruksi dan mengestimasi model keputusan yang diarahkan kepada besarnya determinasi agar pengambilan keputusan dapat optimal, dalam arti efektif dan efisien. Pengambilan keputusan juga dapat dianalisis dari data kualitatif berupa teori permainan.

Secara khusus, matematika ekonomi digunakan untuk memformulasi model-model ekonomi yang berasal dari teori ekonomi. Model yang menggunakan matematika ekonomi ini sering disebut dengan ekonometrika. Ekonometrika dapat diartikan sebagai suatu keilmuan sekaligus teknik yang digunakan untuk mengestimasi dan melakukan peramalan kegiatan ekonomi. Tidak hanya itu, ekonometrika juga bisa digunakan untuk menerjemahkan apa yang telah terjadi. Analisis yang banyak digunakan dalam ekonometrika adalah analisis regresi, yang bertujuan untuk mencari besarnya pengaruh faktor-faktor determinasi (variabel independen atau bebas) terhadap faktor-faktor yang dipengaruhi (variabel dependen atau terikat). Hasil dari analisis regresi ini dapat berupa peramalan. Sumber data yang digunakan adalah data historis, sehingga dalam pengambilan keputusan menggunakan ekonometrika memerlukan data statistik.

Sebagai contoh, teori ekonomi menjelaskan bahwa jumlah permintaan terhadap suatu barang (Q) dipengaruhi oleh berbagai hal seperti harga barang itu sendiri (P), tingkat penghasilan (Y), harga komoditi yang berhubungan, yang dapat saja berupa harga komoditi yang bersifat komplementer (Pc) atau yang bersifat substitusi (Ps). Pernyataan teori tersebut secara teoritis dapat dituliskan dalam bentuk model matematis sebagai berikut:

Q = f(P, Y, Pc, Ps).

Q merupakan variabel dependen (terikat), sedangkan P, Y, Pc, Ps merupakan variabel independen (bebas). Dengan menggunakan data pada masing-masing variabel, maka dapat dihitung berapa besarnya pengaruh masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen, baik itu secara individual ataupun secara serentak. Hasil analisis tersebut dapat digunakan pula untuk mengestimasi kecenderungan perilaku ekonomi pada masa yang akan datang, dengan catatan tetap memberlakukan asumsi ceteris paribus. Skope ekonomi manajerial adalah pada seluruh problem perusahaan. Tentu saja sangat bisa diterapkan pada permasalahan-permasalahan pada lingkup tertentu, seperti lingkup akuntansi, pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, operasional, dan sebagainya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekonomi manajerial merupakan penerapan dari teori ekonomi dan ilmu pengambilan keputusan untuk mendapatkan solusi yang optimal dalam mengatasi masalah-masalah manajerial.

 

                              iii.            Teori Perusahaan

Perusahaan mempunyai berbagai definisi. Tetapi secara sederhana, perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya (manusia, modal, metode, material, mesin, jiwa kewirausahaan) untuk melakukan suatu usaha (baik itu produksi, perdagangan, atau jasa) dengan tujuan memperoleh keuntungan dari usahanya tersebut.

Jika definisi ini diurai maka akan menemukan beberapa penjelasan lebih lanjut. Misalnya pada sumber daya manusia, dapat dikategorikan sumber daya dari internal dan eksternal. Sumber daya internal meliputi manajemen, karyawan, dan investor. Sedangkan dari eksternal meliputi: pemasok, konsumen, pemerintah, masyarakat, dan sebagainya. Dua-duanya sumber daya manusia ini semua penting. Karena hanya dengan kolaborasi antar keduanya perusahaan akan mampu melangsungkan usahanya, mendapatkan laba, meningkatkan asset fisiknya, dan meningkatkan nilai perusahaan.

Apabila diidentifikasi, ada berbagai tujuan yang hendak dicapai oleh pemimpin perusahaan. Berbagai tujuan perusahaan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai tujuan antara dan tujuan akhir. Tujuan antara meliputi, tujuan pengembangan jaringan, pengembangan pasar, penguatan sumber daya, penguasaan teknologi, penguatan citra, dan lain-lain. Tetapi tujuan akhir perusahaan tetap pada perolehan laba, yang tentu diharapkan dapat berjumlah sebanyak-banyaknya dalam jangka waktu yang selama-lamanya. Pencapaian laba yang berjangka panjang ini adalah merupakan pintu masuk untuk terealisasinya maksimisasi peningkatan nilai perusahaan, yang wujud dalam peningkatan nilai buku, nilai kapital, nilai pasar, nilai likuidasi, luasnya jaringan, dan citra perusahaan.

Terdapat beberapa cara pengukuran untuk mengukur nilai suatu perusahaan. Pengukurannya dapat dilakukan dengan ukuran kualitatif ataupun kuantitatif. Hanya saja, pengukuran dengan kuantitatif lebih mudah untuk dipahami dan dikomparasikan. Oleh karena itu, nilai suatu perusahaan sering kali dinilai dengan kuantitatif berupa nominal. Sehingga, definisi dari nilai perusahaan juga berkecenderungan ke arah makna kuantitatif. Nilai perusahaan sering didefinisikan sebagai nilai sekarang dari arus kas bersih perusahaan yang diharapkan di masa mendatang.  Nilai sekarang sendiri adalah nilai diskonto atas nilai yang diperkirakan akan terjadi pada masa mendatang. Besarnya diskonto dipengaruhi oleh berapa tingkat rate diskonto dan berapa lama waktu yang dihitung. Konsep ini dikembangkan dari konsep time value of money. Proses diskonto ini untuk mengakomodasi dan mengakui kemungkinan perolehan laba ( ) perusahaan yang seandainya berjalan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu (t) akan menghasilkan nilai yang jumlahnya jika didiskonto dengan rate(r) tertentu akan setara dengan nilai saat ini.

Secara formula, nilai suatu perusahaan sekarang dapat dituliskan sebagai berikut:

 

                              iv.            Kaitan Laba dan Kepentingan

Laba ( ) terjadi jika total pendapatan (total revenue = TR) lebih besar dibanding total biaya (total cost = TC). Ketika TR sama dengan TC  maka perusahaan dalam kondisi tidak untung dan tidak rugi (impas). Ketika TR lebih kecil dibanding dengan TC maka perusahaan mengalami rugi.

 

Laba  =  TR>TC

Impas =  TR=TC

Rugi   =  TR<TC

Jadi, nilai sekarang suatu perusahaan dapat ditulis dengan rumus lain sebagai berikut:

 

                                v.            Sifat dan Fungsi Laba

Laba sering diartikan sebagai total pendapatan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan. Biaya-biaya yang dikeluarkan dapat berupa sejumlah pengeluaran kas yang digunakan untuk semua pembelian atau semua pembayaran yang terkait dengan operasional perusahaan. Biaya tersebut meliputi biaya upah dan gaji tenaga kerja, untuk memperoleh material, bunga kapital, sewa tanah dan bangunan, membeli peralatan, dan lain-lain. Jumlah biaya seperti itu disebut dengan biaya akuntansi (accounting cost or explicit cost).  Laba yang dihitung berdasarkan pengurangan antara total pendapatan dengan explicit cost disebut dengan laba bisnis. Berbeda dengan laba ekonomi yang merupakan laba bisnis dikurangi lagi dengan implicit cost.

Implicit cost ini meliputi nilai input yang dimiliki dan digunakan oleh perusahan. Bentuk dari implicit cost  ini antara lain berupa biaya opportunity. Yaitu suatu biaya yang timbul akibat hilangnya potensi laba pada bisnis tertentu akibat melakukan bisnis yang lain.

Perlunya konsep laba bisnis dan laba ekonomi ini dibahas adalah untuk mengukur tingkat pencapaian laba normal, melalui pembandingan atas usaha sejenis. Dalam kondisi ekuilibirium, jika perusahaan beroperasi dalam pasar persaingan sempurna, maka laba ekonomi akan nol. Laba yang dilaporkan dalam pasar persaingan sempurna adalah perhitungan laba bisnis, yang hanya mencerminkan tingkat pengembalian atas investasi modal yang normal dan pembayaran untuk masukan lain sebagai penunjang operasional perusahaan.

                              vi.            Teori Laba

Tingkat laba biasanya berbeda-beda tergantung pada jenis industrinya. Tingkat laba industri tekstil berbeda dengan industri manufaktur, perdagangan, properti, peralatan rumah tangga, dan sebagainya. Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan perolehan laba tersebut. Diantaranya adalah:

1.      Teori pembuangan risiko. Teori ini mensyaratkan perolehan laba di atas normal (laba ekonomi) akibat dari bisnis yang bersifat beresiko cukup tinggi. Seperti, dalam perusahaan pertambangan.

2.      Teori Friksi. Teori ini menyatakan bahwa pasar sering kali bergejolak, tidak selalu pada kondisi ekulibirium, yang bisa disebabkan oleh perubahan perilaku pembelian dari konsumen. Pada kondisi ini laba dapat saja berada pada kondisi di atas normal, normal, di bawah normal, atau bahkan kerugian.

3.      Teori Monopoli. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan yang berada dalam kondisi monopoli akan sangat memungkinkan memperoleh laba di atas normal. Monopoli dapat terjadi akibat adanya faktor-faktor seperti skala ekonomi, persyaratan permodalan yang tinggi, adanya hak parten, perlindungan impor, pengusaan sumber daya, perlindungan pemerintah, dan lain-lain.

4.      Teori Inovasi. Teori ini menyatakan bahwa inovasi sering mengakibatkan suksesnya penjualan yang dapat berakibat pada meningkatnya perolehan laba.

5.      Teori Kompensasi. Teori ini menyatakan bahwa tingkat laba di atas normal dapat dicapai jika perusahaan mampu melayani kebutuhan konsumennya dengan baik, mempertahankan operasinya dengan efisien, dan sebagainya.

                            vii.            Titik Optimal Laba

Seperti dijelaskan di atas bahwa penghitungan laba dapat dimodelkan dengan persamaan  TR – TC. Persamaan ini hanya menjelaskan tingkat laba yang diperoleh pada waktu tertentu saja, tetapi tidak dapat menjelaskan rangkaian historisnya kapan laba suatu perusahaan akan mencapai titik optimal.

Dalam periode usaha, sangat memungkinkan perusahaan mengalami perubahan revenue, apakah itu mengalami kenaikan ataupun penurunan, Begitu juga untuk total cost yang cenderung berkarakter sama. Model yang kiranya cocok untuk menjelaskan perubahan TR ataupun TC adalah dengan menggunakan tabel, sehingga dapat merunut riwayat data. Selain itu dapat dikembangkan lagi menjadi hitungan-hitungan yang lebih detil, seperti penghitungan marginal cost (MC), marginal revenue (MR), dan sebagainya.

Sebagai ilustrasi untuk menjelaskan hubungan antara total revenue, total cost, dan profit, ikuti tabel di bawah ini:

Tabel. Hubungan antara TR, TC, dan p

Output

(Q)

Price

(P)

Total Revenue

 (TR)

Total

Cost

(TC)

Total Keuntungan

Tp

0

120

0

30

-30

1

100

100

80

20

2

90

180

120

60

3

80

240

150

90

4

70

280

175

105

5

60

30

195

105

6

50

300

220

80

7

40

280

260

20

8

30

240

310

-70

9

20

180

370

-190

Marginal Revenue (MR)

Marginal Cost

(MC)

Marginal Keuntungan

Mp

100

50

50

80

40

40

60

30

30

40

25

15

20

20

0

0

25

-25

-20

40

-60

-40

50

-90

-60

60

-120

Average cost

    (AC)

Average profit

(Ap)

-

-

80.00

20.00

60.00

30.00

50.00

30.00

43.75

26.25

39.00

21.00

36.67

13.33

37.14

2.86

38.75

-8.75

41.11

-21.11

Tabel di atas menunjukkan bahwa total revenue(TR) diperoleh dari hasil penjualan output produksi (Q) pada tingkat harga (P) tertentu. Total cost (TC) dapat saja berasal dari penjumlahan antara fixed cost (FC) dan variabel cost (VC). Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa komponen FC adalah sebesar 30. Terbukti dari pada Q=0 terdapat TC sebesar 30. Angka tersebut tentu bukan merupakan komponen VC, karena VC sendiri adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terkait dengan output produksi. Pada Q = 0 tentu VC juga sama dengan 0.

Guna mengetahui total keuntungan yang optimal, maka data TR dan TC perlu dihitung nilai marginal revenue (MR) dan marginal cost (MC). Nilai marginal sendiri diartikan sebagai perubahan nilai akibat perubahan yang terjadi pada data dasarnya. Ketika yang dihitung adalah data TR maka hasilnya MR. Jika yang dihitung TC maka hasilnya MC. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

           atau      

         atau      

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada output produksi (Q) sebanyak 4 unit dan 5 unit, ini terjadi MR sama dengan MC. Artinya, pada kondisi ini (MR=MC) diperoleh profit paling optimal. Ini nampak dari penghitungan marginal profit (Mp) yang besarnya sama dengan 0. Artinya, penambahan output produksi tidak menambah keuntungan apapun. Argumen ini didukung oleh nilai total profit (Tp) yang mencapai angka maksimal yaitu 105. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada kondisi MR=MC maka terjadi keuntungan yang optimal.

Data yang berada dalam tabel di atas, dapat diekspresikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

 


       $              

                                                  TC    

                                                            TR

 

 


                                                                        (a)

 

 

 

 


        0              Q1       Q0        Q2                      Q

                                                     Tp

 

 

 

 

       $

 

 

 


                                                MC                  (b)       

 

                                                MR=MC                       

                                                                     D

 

 


        0              Q1       Q0        Q2     MR       Q   

 

       $

 

 

 


                        Mp                                          (c)       

 

      (+)

     0                          Q0                             Q

 

Grafik (a) menunjukkan hubungan antara TR, TC dan Tp. Pada keadaan Q0 jarak antara TR dan TC adalah yang paling lebar. Ini menunjukkan bahwa pada kondisi itu akan terjadi Tp yang maksimal. Jika ini dikaitkan dengan grafik (b) tampak bahwa pada kondisi tersebut MR=MC. Ini berkaitan pula dengan grafik (c) yang menunjukkan bahwa M berada pada angka 0.

Pada tabel di atas, disertakan pula penghitungan nilai rata-rata  biaya (average cost=AC). Penghitungan AC yang didapat dari rumus AC = TC/Q   ini dimaksudkan untuk mengetahui kapan perusahaan mengalami untung normal, untung di atas normal, atau bahkan kerugian. Tingkat keuntungan dan kerugian suatu perusahaan akan dapat diketahui dengan menghubungkan kaitan antara AC, MC, MR, dan tingkat harga (P). Untuk memperjelas hubungan antara AC, MC, MR dan P akan dipaparkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

           P

 

                                                               MC

                                                                         AC

 

         P0                                           E                     d0=MR0=AR0        (d)

          B                                               A

         P1                                                  E1                              d1=MR1=AR1

 

 

 

            0                                  Q1     Q0                          Q

 

 

          P           

 


                                                            MC                  AC

 

                                                                                                            (e)

          B                                  A                                  AVC

          P0                                              E                               d=MR=AR

 

 

 

          0                                    Q0                                       Q

 

 

 

           P  

                                                            MC    AC

                                                                            AVC          

 

                                                                                                            (f)

 

         P0                                                                                     d0=AR=MR

         P1                                                                                   d1=AR1=MR1

 

 

           0                                     Q0                                    Q

 

Ketiga gambar di atas (d,e,f) menunjukkan tiga hal kondisi dimana perusahaan mengalami tingkat keuntungan yang berbeda. Gambar (d) menunjukkan adanya perpotongan antara AC dan MC yang juga sama dengan tingkat harga P1 atau sama dengan MR, memberikan arti bahwa perusahaan dalam kondisi untung normal. Perusahaan dikatakan memperoleh keuntungan normal apabila hasil penjualan totalnya sama dengan ongkos total. Ongkos total di sini yang dimaksudkan adalah telah meliputi explisit cost dan implisit cost. Ketika harga dipasar dapat ditingkatkan menjadi P0, atau lebih besar dibanding dengan AC, maka perusahaan mengalami keuntungan yang lebih dari normal. Keuntungan dicapai ketika output produksi sebesar Q0. Besarnya keuntungan ditunjukkan oleh area persegi panjang AEP0B.  Laba jenis ini hanya akan bersifat jangka pendek, karena tingkat perolehan laba seperti ini akan menimbulkan daya tarik pemain baru yang kemudian menjadi pesaingnya.

Gambar (e) menunjukkan bahwa tingkat harga yang berlaku di pasar lebih rendah dibanding dengan rata-rata biaya (AC) yang dikeluarkan perusahaan. Namun tingkat harga tersebut lebih besar dari rata-rata biaya variabel (AVC). Perlu diingat bahwa AVC adalah rata-rata biaya yang besarnya dipengaruhi oleh total produksi. Gambar tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh revenue yang lebih besar dari AVC, tetapi kelebihan tersebut belum mampu menutup biaya tetapnya (AFC). Dalam kondisi seperti ini, perusahaan perlu terus beroperasi, karena kalau tidak beroperasi akan mengalami kerugian yang lebih besar lagi, yaitu sebesar biaya tetapnya.

Gambar (f) tersebut menunjukkan bahwa tingkat revenue lebih rendah dari AVC. Ini berarti perolehan perusahaan tidak dapat lagi menutup ongkos produksi. Dalam kondisi seperti ini, maka operasional perusahaan perlu dihentikan. Karena kalau diteruskan akan menyebabkan semakin membengkaknya tingkat kerugian yang mengarah pada timbulnya kebangkrutan.

                          viii.            Metode Lagragian Multiplier

Cara yang baru saja dibahas ini, dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang agak berbeda, yaitu metode lagrangian multiplier. Metode ini mempunyai ciri khas yaitu: 1) penggunaan persamaan fungsi lagrangian yang disimbolkan dengan Lp mewakili variabel dependen. 2) penggunaan simbol l (lambda) yang digunakan sebagai representasi kendala, yang sekaligus digabungkan ke dalam persamaan fungsi lagrangian. 3) nilai kendalanya dipersamakan dengan nol terlebih dulu.

Sebagai contoh, dengan mengulang persamaan fungsi profit yang dibahas di atas:

p = 80X-2X2-XY-3Y2+100Y dan kendala yang tetap sama, yaitu X+Y=12, dengan menggunakan fungsi lagrangian akan dipersamakan dengan nol menjadi: X+Y-12 = 0

maka dengan menggunakan metode lagrangian multiplier ini akan dituliskan menjadi sebagai berikut:

Lp = 80X-2X2-XY-3Y2+100Y+l (X+Y-12)

Untuk mendapatkan nilai maksimisasi profit, maka perlu dilakukan partial derivative atas Lp dengan variabel X,Y, dan l secara bergantian. Hasil dari partial derivative tersebut masing-masing perlu dipersamakan dengan nol.


Untuk mendapatkan nilai X,Y,, dan memaksimalisasi Ldan , maka perlu substraksi atas masing-masing hasil derivasi yang dipersamakan dengan nol tersebut.

100-X-6Y+l= 0   dikalikan -1 menjadi

-100+X+6Y-l= 0

  80-4X-Y+l = 0

-20-3X+5Y    = 0

untuk dapat disubstraksi dengan X+Y-12=0, maka angka ini dimultiplikasi dengan angka 3 hingga menjadi:

3X+3Y-36= 0

-3X+5Y-20= 0

       8Y-56 = 0

dengan demikian nilai Y diketahui, yaitu 56/8=7. Nilai X juga menjadi diketahui, yaitu X+7-12=0; jadi X=5. Nilai p juga diketahui, yaitu p= 868.

p = 80(5) – 2(5)2 – (5)(7) – 3(7)2 + 100(7)

   = 868

Dengan diketemukannya nilai X, Y, p, maka nilai l juga dapat diketahui. Caranya dengan memasukkan angka-angka tersebut ke dalam salah satu persamaan yang mengandung unsur l . Misalnya hendak dimasukkan ke dalam persamaan.

- 5 –6(7) + 100 = -l

-5 –42 + 100 = -l

l = 53

Nilai ini merupakan efek marginal yang menunjukkan besarnya nilai perubahan profit akibat adanya perubahan pada kendala. Dengan nilai tersebut dapat diartikan bahwa jika kendala berkurang sebesar 1 unit, maka profit akan meningkat sbesar 53 rupiah. Sebaliknya jika kendala meningkat 1 unit, maka profit akan berkurang sebesar 53 rupiah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Ekonomi Manajerial merupakan penerapan teori ekonomi (terutama Teori ekonomi mikro) dan ilmu pengambilan keputusan untuk dunia bisnis. Titik berat pembahasannya adalah teori perusahaan dimana diasumsikan tujuan perusahaan dalam jangka pendek adalah memaksimumkan laba. Namun demikian orientasi pencapaian laba maksimum tersebut bergeser karena perusahaan menghadapi ketidakpastian dalam jangka panjang. Dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan laba jangka pendek berbeda dengan memaksimumkan nilai perusahaan dalam jangka panjang.

 

Komentar